MEKANISME SISTEM ENDOMEMBRAN DALAM
SEL MAKHLUK HIDUP
LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi
Tumbuhan di Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan
Jurusan Produksi Pertanian
Jurusan Produksi Pertanian
Oleh:
Lussy Dwi Oktavia NIM : A42161892
Nor Imama Iga Mawarni NIM : A42161589
Rudianto NIM : A42161975
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN
JURUSAN
PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2017
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL............................................................................ i
DAFTAR
ISI......................................................................................... ii
DAFTAR
GAMBAR............................................................................ iv
BAB
1. PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................ 2
1.4 Manfaat.............................................................................. 2
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................... 3
2.1 Penemuan Sel dan Teori tentang Sel............................... 3
2.2 Ukuran dan Bentuk Sel.................................................... 4
2.3 Organel Sel dan
Fungsinya dalam Sistem Endomembran 4
2.3.1 Nukleus..................................................................... 4
2.3.2 Retikulum Endoplasma............................................. 5
2.3.3 Badan Golgi.............................................................. 5
2.3.4 Lisosom..................................................................... 5
2.3.5
Vakuola..................................................................... 5
2.3.6
Membran Sel............................................................. 6
BAB
3. PEMBAHASAN...................................................................... 7
3.1 Pengertian Sistem Endomembran................................... 7
3.2 Organel-Organel Sistem Endomembran Sel................... 8
3.2.1
Nukleus..................................................................... 8
3.2.2 Retikulum
Endoplasma............................................. 9
3.2.3 Badan Golgi.............................................................. 11
3.2.4 Lisosom..................................................................... 12
3.2.5 Vakuola..................................................................... 14
3.2.6
Membran Plasma....................................................... 16
3.3 Mekanisme Sistem
Endomembran.................................. 17
3.4 Fungsi dari Sistem Endomembran bagi Makhluk
Hidup 18
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................. 19
4.1 Kesimpulan........................................................................ 19
4.2 Saran.................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
3.1 Sistem Endomembran Sel................................................................. 7
3.2 Organel-Organel Sistem Endomembran Sel
3.2.1 Selubung nekleus.................................................................. 9
3.2.2 Retikulum endoplasma (RE)................................................. 10
a. Retikulum endoplasma kasar............................................ 11
b. Retikulum endoplasma halus............................................ 11
3.2.3 Badan
Golgi.......................................................................... 12
3.2.4 Lisosom................................................................................. 14
3.2.5 Vakuola................................................................................. 15
3.2.6 Membran plasma................................................................... 17
3.3 Mekanisme sistem endomembran...................................................... 18
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia memiliki jutaan
bahkan milyaran sel. Dimana sel-sel tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Dalam menjalankan fungsinya, sel sangat membutuhkan sel yang
lainnya untuk membantunya. Didalamnya terdapat organel-organel yang memiliki
kegunaan tersendiri,
namun kenyataannya organel tersebut
sangat membutuhkan satu sama lain di dalam sel untuk menjalankan fungsi sel
tersebut. Salah satu contohnya adalah sistem endomembran yang mencakup organel
sel yang saling berhubungan.
Sistem endomembran merupakan satu
kesatuan organel dalam sitoplasma yang memiliki membran, dimana organel
tersebut membentuk satu kesatuan kompleks yang fungsional. Fungsi dari sistem
endomembran sendiri sebagai pendukung aktivitas sel salah satunya adalah
sebagai sintesis lipid, sintesis protein, berperan dalam fagositosis dan lain
sebagainya.
Makhluk hidup baik bersel tunggal (unicelullar) maupun yang bersel banyak (multicelullar) berdasarkan pada
sifatnya, antara lain ada tidaknya sistem endomembran, dikelompokkan dalam dua
tipe sel yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik, merupakan
tipe sel yang tidak memiliki sistem endomembran sehingga sel tipe ini memiliki
materi inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran dan tidak memiliki organel
yang dibatasi oleh sistem membran. Sel prokariotik terdapat pada bakteri atau
ganggang biru. Sedangkan banyak membran sel eukariotik yang berbeda merupakan
bagian dari sistem endomembran, karena sel eukariotik memiliki materi inti (organel) yang dibatasi oleh sistem
membran. Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui
transfer segmen-segmen membran sebagai gelembung terbungkus membran kecil (vesikula). Akan tetapi, hubungan ini
tidak berarti bahwa membran yang berbeda-beda itu memiliki persamaan struktur
dan fungsinya. Ketebalan, kompisisi molekuler, dan perilaku metabolisme membran
tidak tetap, namun dapat dimodifikasi beberapa kali selama masa hidup membran
tersebut. Sistem endomembran mencakup organel-organel sel yaitu selubung nukleus,
retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, vakuola dan membran plasma.
Oleh karena itu, dalam laporan ini akan dibahas tentang organel–organel
sel, mekanisme, dan fungsi dari sistem endomembran yang berlangsung dalam sel
makhluk hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, maka rumusan masalah yang hendak kami bahas adalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan sistem endomembran?
2. Apa
saja organel-organel yang mencakup sistem endomembran?
3. Bagaimana
mekanisme sistem endomembran?
4. Apa
fungsi dari sistem endomembran bagi makhluk hidup?
1.3 Tujuan
Dari
beberapa rumusan masalah diatas, maka dapat ditentukan tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
Tujuan
Umum:
Dapat
menambah wawasan tentang sistem endomembran yang meliputi organel-organel yang
berperan, mekanisme, dan fungsinya bagi suatu sel.
Tujuan Khusus:
a.
Menjelaskan
pengertian sistem endomembran
b.
Menjelaskan
organel-organel dalam sistem endomembran
c.
Menjelaskan
mekanisme sistem
endomembran
d.
Menjelaskan
fungsi dari sistem endomembran bagi makhluk hidup
1.4 Manfaat
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka manfaat yang didapat adalah :
a.
Mengetahui pengertian sistem endomebran
b.
Mengetahui
organel-organel dalam sistem endomembran
c.
Mengetahui mekanisme sistem
endomembran
d. Mengetahui fungsi dari
sistem endomembran bagi makhluk hidup
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penemuan Sel dan Teori tentang Sel
Pada
awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuan Inggris Robert Hooke, yang telah
meneliti irisan gabus melalui mikroskop yang dirancang sendiri. Kata sel
berasal dari bahasa latin, cellula
artinya rongga atau ruangan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di
dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh
kebutuhan hidupnya terpenuhi (Gilland, 1985).
Setiap makhluk hidup pasti tersusun dari sel, yang jumlahnya ribuan
bahkan
jutaan sel. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon
asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi Sel merupakan sturuktural terkecil
dari suatu organisme hidup, karena ukurannya sangat kecil maka sel tidak bisa
dilihat langsung dengan mata telanjang akan tetapi bisa dilihat dengan
bantuan alat optik berupa mikroskop. Sel
bekerja pada bidangnya masing-masing sesuai dengan bentuk dan fungsinya. Sel
tumbuhan dan hewan memiliki beberapa perbedaan tetapi banyak mempunyai
persamaan. Untuk mengetahui bentuk dari sel tersebut maka harus dilakukan
pengamatan mengenai sel (Al Mubin, 2012).
Dalam
biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun makhluk hidup. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas
sel tunggal, atau disebut organisme uniselular, misalnya bakteri dan amoeba.
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan
organisme multiselular yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan
fungsinya masing-masing (Campbell et al.,
2002). Menurut (Sudjadi, 2005), sel merupakan unit terkecil dari kehidupan.
Semua organisme pada dasarnya dibentuk atau tersusun atas sel. Sebagai bagian
terkecil mahluk hidup, sel tidak dapat lagi dibagi menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil sehingga dapat menyelesaikan fungsinya.
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara
struktur berbeda, yaitu sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel
ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada
eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel,
sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang
memiliki sel prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan
memiliki sel eukariotik (Campbell et
al., 2002). Kebanyakan prokariota merupakan organisme
uniselular dengan sel berukuran kecil (berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya
sekitar 1 µm3) serta umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel,
sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain (Wheelis et al.,
2011).
2.2. Ukuran dan Bentuk Sel
Sel
mahluk hidup mempunyai ukuran antara 10-30 µm. Sel bersifat mikroskopis. Sel
tumbuhan berdiameter antara 10-100 µm yang dapat dilihat dibawah mikroskop (Sutrian, 2004). Bentuk sel tumbuhan cenderung tetap, karena
sel tumbuhan memiliki dinding sel (Nugroho, 2006).
Sel
hewan mempunyai ukuran sel sekitar 300 µm melintang (kira-kira sebesar titik).
Makhluk hidup yang mempunyai ukuran sebesar titik ini dapat melakukan semua
fungsi kehidupan (Isnaeni,
2006). Sel hewan bentuknya
tidak tetap. Hal ini terjadi karena sel hewan tidak memiliki dinding sel (Nugroho, 2006)
2.3. Organel Sel dan
Fungsinya dalam Sistem Endomembran
2.3.1 Nukleus
Nukleus
merupakan inti sel yang berstruktur bulat padat, yang terdiri dari masa protoplasma
yang lebih kompak, dikelilingi oleh membran dan membawa partikel gen yang
mengandung kromatin. Bagian bagian dari nucleus adalah membran inti atau
karioteka, nukleoplasma, nuklelous, dan sitoplasma benang kromatin (Setiadi, 2007).
Nukleus
mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariotik (sebagian lain
gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5
µm, organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariotik
(Campbell et
al., 2002)
Kebanyakan
sel memiliki satu nukleus, namun ada
pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang
tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan
nukleusnya saat berkembang (Ethel, 2003)
2.3.2 Retikulum Endoplasma
Retikulum
endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran
bermembran dan vesikel saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum
endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus (Russell et al.,
2013).Retikulum endoplasma kasar karena permukaannya ditempeli banyak ribosom
(Kratz, 2009).Disebut retikulum endoplasma halus karena
tidak memiliki ribosom pada permukaannya (Russell et al.,
2013).
2.3.3 Badan Golgi
Badan Golgi tersusun atas
setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna (Russell et al.,
2013). Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis,
sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans (Kratz, 2009).
2.3.4 Lisosom
Lisosom
adalah struktur yang agak bulat yang di batasi oleh membran tunggal. Lisosom
merupakan organel yang bertanggung jawab pada pembentukan enzim pencernaan,
enzim ini disebut vakuola. Fungsi lisosom adalah untuk menyelenggarakan
pencernaan makanan dan untuk penghasil zat tebal (Sumadi dan
Marianti, 2007).
2.3.5 Vakuola
Vakuola adalah daerah-daerah jernih dan berbatas jelas di dalam sel yang
mengandung air dan zat terlarut. Vakuola berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cairan dan garam (Friend, 1999). Vakuola yang berukuran kecil disebut vesikel,
vakuola memiliki struktur dan fungsi yang bervariasi. Vakuola dapat ditemukan
pada sel tumbuhan dan sel hewan (Sudjadi, 2005).
Vakuola
umumnya dimiliki oleh sel tumbuhan. Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan
juga dapat ditemukan pada sel hewan dan protista uniselular. Kebanyakan
protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom agar makanan
di dalamnya dapat dicerna (Kratz, 2009). Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola
kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel (Solomon et al.,
2004).
2.3.6 Membran Plasma
Membran
plasma (membran sel) yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien,
dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel (Campbell et
al., 2002). Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang
terbentuk dari molekul lipid dan protein (Albert et al.,
2002).
BAB
3. PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Sistem Endomembran
Gambar 3.1 Sistem endomembran sel.
Struktur sebagaian besar sel
eukariotik mempunyai protoplasma yang dikelilingi oleh selaput sel yang disebut
sitoplasma. Sitoplasma tersusun oleh bentukan-bentukan yang terbungkus selaput.
Bentukan-bentukan berselaput tersebut dinamakan organela, sedangkan cairan di
dalam protoplasma disebut sitosol. Meskipun membran tiap organela ini mempunyai
struktur dan fungsi yang berbeda, semuanya membentuk kesatuan sistem
endomembran dimana tiap komponen menjadi bagian dari unit kesatuan.
Organela-organela dikelompokkan menjadi sistem selaput sitoplasmik atau sistem
endomembran dan organela pembangkit tenaga.
Sistem endomembran adalah himpunan membran yang membentuk
unit fungsional yang dinamik di
dalam sel, baik yang terhubung bersama-sama secara
langsung ataupun bertukar materi misalnya
protein, lipid, dan karbohidrat dari satu tempat ke tempat lain di dalam dan
atau di antara organela-organela tersebut melalui
transportasi vesikel. Tiap
transpor atau gerakan material berada pada jalurnya masing-masing. Sistem endomembran terdiri atas membran dari
organela-organela dengan struktur dan fungsi berbeda satu sama lain yang tersuspensi dalam sitoplasma dalam sel eukariotik.
Berbagai membran dalam sel eukariotik merupakan bagian dari sistem endomembran.
Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen
membran dalam bentuk gelembung yang dibungkus membran kecil atau vesikel.
Organela-organela
yang termasuk di dalam sistem endomembran adalah selubung nukleus,
retikulum endoplasma (endoplasm retriculum), badan Golgi (apparatus
Golgi), lisosom, vakuola, dan membran plasma.
3.2
Organel-Organel Sistem Endomembran Sel
3.2.1 Nukleus
Nukleus merupakan bagian yang paling
penting bagi sel, berdiameter 5 µm,
diselubungi membran ganda (membran luar dan dalam) yang dipisahkan oleh ruangan
sekitar 20-40 nm. Membran inti tersusun dari bahan lipid dan protein. Di
sekeliling inti terdapat pori-pori berdiameter 100 nm untuk mengatur keluar
masuknya makromolekul dari nukleus. Pada bibir pori, membran dalam dan membran
luar tampak menyatu. Di dalam nukleus terdapat nekleoplasma (plasma inti), anak
inti (nukleolus), dan materi genetik berupa benang-benang kromatin. Saat sel
akan membelah, benang-benang kromatin akan memendek dan menebal, yang kemudian
disebut kromosom. Nukleolus (anak inti) berbentuk bola, berwarna pekat, dan
menempel pada kromatin. Jumlah nukleolus bervariasi, dapat berjumlah dua atau
lebih, dan berfungsi untuk menyintesis komponen ribosom. Fungsi nukleus adalah:
a. Mengontrol sintesis protein dengan cara
menyintesis m-RNA sesuai dengan perintah DNA.
b. Mengendalikan proses metabolisme sel.
c. Tempat penggandaan (replikasi) DNA.
d. Sebagai pusat aktivitas
sel.
e. Sebagai pengatur pewarisan
sifat-sifat keturunan (kromosom)
f. Memuat dan menyimpan informasi genetik (DNA),
yang menentukan bagaimana sel akan berfungsi, sebagaimana struktur dasar dari
sel (beberapa organela seperti mitokondria dan kloroplas, memiliki beberapa
DNA, tapi mayoritas sangat banyak DNA sel terdapat didalam nukleus).
g. Membuat semua RNA, termasuk RNA ribosomal,
transfer dan messenger.
h. Menyalin DNA sel utama melalui pembelahan sel
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan
isinya (nukleoplasma) dari
sitoplasma. Selubung ini terdiri dari membran yang masing-masing merupakan lapisan
ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus
dipisahkan dengan ruangan sekitar 20-40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah
pori yang berdiameter sekitar 100nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran
selubung nukleus menyatu.
Struktur selubung nukleus
maliputi:
a. Membran ganda (membran
luar dan dalam)
b.
Dilubangi dengan pori-pori, terdiri dari rna dan protein, dengan saluran
untuk pertukaran substansi dengan sitoplasma sel. Pada elektron scaning
mikrograf, permukaan pori-pori dari selubung nukleus menarik perhatian.
c.
Protein-protein melapisi pori-pori menentukan molekul mana yang dapat
masuk dan meninggalkan nukleus.
d.
Permukaan terluar dari selubung nukleus dilapisi dengan ribosom.
Gambar 3.2.1 Selubung nukleus.
3.2.2 Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan
perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum atau jaring kecil) saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung.
Semua sel eukariotik mengandung retikulum
endoplasma. Organela ini bukan organela yang statis dan mudah dikenali, melainkan merupakan
komponen dari suatu sistem yang dinamis. Retikulum endoplasma terdiri atas sistem membran yang
mengelilingi ruang, lumen yang terpisah dari lingkungan sitosol. Selain itu terdapat
jaring-jaring membran tubuler dan kantong yang disebut sisternae. Membran retikulum endoplasma
memisahkan ruang sisternal dan sitosol.
Gambar 3.2.2 Retikulun
endoplasma (RE).
Retikulum endoplasma
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
a.
Mensintesis lemak dan kolesterol (retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus).
b. Menampung protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke
kompleks Golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel (retikulum endoplasma kasar).
c. Transportasi molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian
sel yang lain (retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus).
d. Menetralkan racun (detoksifikasi),
misalnya retikulum
endoplasma
yang ada di dalam sel-sel hati.
Ada dua macam retikulum endoplasma, yaitu :
a.
Retikulum
endoplasma kasar (bergranula), jika permukaannya diselubungi oleh
ribosom yang tampak berbintil-bintil. RE kasar berperan membentuk
fosfolipid membrannya sendiri dan sintesis protein sekretori (misalnya glikoprotein dan hormone
insulin di dalam sel pankreas. Protein sekretori yang dikeluarkan dari RE, dibungkus oleh membran vesikula. Vesikula
tersebut kemudian berpindah ke bagian sel lainnya (misalnya badan Golgi), dan
disebut vesikula transpor.
b.
Retikulum
endoplasma halus (tidak bergranula), jika
permukaannya tidak ditempeli oleh ribosom. RE halus berperan dalam proses sintesi
lipid (fosfolipid dan sterol), metabolism karbohidrat, dan menetralisir racun.
Di dalam sel ovarium, testis, hati, dan otot banyak mengandung RE galus.
Gambar a. Retikulum endoplasma Gambar b. Retikulum endoplasma
kasar. halus.
3.2.3
Badan Golgi
Aparatus Golgi
(AG) atau Kompleks Golgi pertama kali ditemukan oleh Camilio Golgi tahun 1898
di dalam sitoplasma sel saraf. AG dijumpai hampir pada semua sel tumbuhan dan
sel hewan. Badan Golgi merupakan tumpukan kantong membran pipih
sisterna dan vesikula-vesikula. Badan Golgi terdiri atas anyaman saluran yang tidak
teratur yang tampak seperti susunan kantong yang sejajar tanpa
granula. Susunan kantong itu disebut sisternae. Sisternae yang sedang tumbuh berada pada posisi
terbawah dengan pinggiran kantong yang mulai menggelembung disebut
sebagai permukaan cis. Sisternae
yang sudah melalui pertumbuhan dengan pinggiran kantong yang menggelembung
lebih besar berada pada posisi teratas yang disebut permukaan trans. Sisternae
yang berada diantara permukaan cis dan permukaan trans merupakan
kantong-kantong yang sedang tumbuh dan bergerak hingga mencapai permukaan
trans.
Materi dalam vesikula transpor dari retikulum endoplasma akan diterima oleh badan Golgi untuk dimodifikasi, disimpan, dan akhirnya
dikirim ke permukaan sel atau untuk tujuan yang lain. Badan Golgi pada tumbuhan disebut diktiosom. Sel hewan memiliki 10-20
badan golgi, sedangkan sel tumbuhan mengandung ratusan badan Golgi.
Fungsi dari
badan Golgi adalah
sebagai berikut:
a. Mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dibebaskan dari sel.
b. Memproses protein-protein yang telah disintesis oleh ribosom dari
retikulum endoplasma.
c. Mensintesis polisakarida tertentu dan glikolipid, misalnya pada
mukus.
d. Memilih protein untuk berbagai lokasi dalam sel.
e. Memperbanyak elemen membran yang baru bagi membran plasma.
f. Membentuk dinding sel pada tumbuhan.
g. Membuat makromolekul seperti polisakarida dan asam hialuronat (zat lengket pada
sel hewan).
h. Membentuk membran plasma dari vesikula-vesikula
yang dilepaskan.
i. Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi
enzim pemecah selubung sel telur.
Gambar 3.2.3 Badan Golgi.
3.2.4 Lisosom
Lisosom pertama kali ditemukan pada
tahun 1949 oleh De Duve di dalam serpihan sel-sel hati. Organel
ini berbentuk semacam kantung yang berisi enzim hidrolitik. Selama masih terbungkus membran, enzim
hidrolitik bersifat stabil. Lisosom berbentuk bulat
seperti bola berdiameter 0,1 nm
yang berbentuk seperti kantong yang diselubungi
membran tunggal. Lisosom mengandung enzim-enzim yang berfungsi untuk
mencernakan bahan makanan yang masuk ke dalam sel. Lisosom dihasilkan oleh retikulum endoplasma kasar
kemudian ditransfer dan diproses lebih lanjut di badan golgi. Terdapat lebih kurang 40 macam enzim hidrolitik yang
mencerna makromolekul yang
ditemukan di dalam lisosom. Enzim-enzim tersebut meliputi protease,nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase dan sulfatase. Enzim–enzim tersebut
hanya akan dapat bekerja optimal pada pH sekitar 5. Membran lisosom mengandung
protein transfer untuk membawa hasil pencernaan ke sitosol. Membran lisosom
tidak akan tercerna oleh enzim yang dikandungnya sendiri karena kandungan
karbohidrat yang tinggi pada membrannva.
Sebagai contohnya
enzim nuklease menghidrolis asam nukleat, enzim protease menghidrolis protein,
dan enzim lipase yang menghidrolis lipid. Enzim-enzim hidrolitik ini terkurung di dalam
lisosom sehingga menghalangi mencerna kompone-komponen dalam sel. Lisosom tergolong organel yang polimorfik
karena memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ada empat macam bentuk
lisosom, yaitu satu macam lisosom primer dan tiga macam lisosom sekunder.
Lisosom primer adalah lisosom yang baru terbentuk dari AG dan belum berfusi
(bergabung) dengan materi yang akan dicerna. Lisosom sekunder ada tiga
macam,yaiitu:
a. Heterofagosom, merupakan gabungan antara
lisosom primer dengan fagosom.
b. Sitolisosom, merupakan gabungan antara lisosom
primer dengan autosom.
c.
Badan
residu, adalah vakuola yang berisi sisa materi yang tidak tercerna.
Fungsi lisosom adalah sebagai berikut:
a.
Berperan dalam pencernaan
intrasel.
b.
Berperan pada proses fagositosis dengan cara menelan partikel dan mencerna partikel
yang lebih kecil, seperti yang dilakukan oleh organisme uniseluler, misalnya Amoeba. Pada manusia makrofag
memfagositosis bakteri atau kuman penyakit lainnya.
c.
Menelan dan mendaur ulang organel
yang rusak (autofag).
d.
Perusakans el sendiri dengan cara
membebaskan semua isi lisosom (autolisis).
e.
Ketiadaan enzim lisosom untuk
memecah polisakarida sehingga terjadi penimbunan glikogen yang dapat merusak sel-sel hati (pompe).
f.
Enzim pencerna lipid inaktif atau
hilang sehingga terjadi penimbunan lipid yang dapat merusak otak (Tay-sachs).
g.
Lisosom juga berperan penting
untuk menghancurkan sel-sel yang tidak berfungsi lagi. Bila sel luka atau mati,
lisosom akan
membantu dalam menghancurkannya.
Gambar 3.2.4 Lisosom.
3.2.5
Vakuola
Vakuola (rongga sel)
merupakan kantong berselaput. Selaput pada vakuola disebut tonoplas. Vakuola
mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda tergantung fungsinya. Pada sel
tumbuhan, vakuola berukuran besar dan merupakan vakuola sentral. Vakuola
sentral kemungkinan membantu sel tumbuhan untuk tumbuh membesar. Dengan adanya
penyerapan air, vakuola sentral dapat menyimpan substansi yang vital dan produk
sisa metabolisme sel. Vakuola sentral pada bunga berfungsi untuk menyimpan
pigmen sehingga menarik serangga penyerbuk. Fungsi lain dari vakuola adalah menyimpan
asam amino, asam organik, glukosa, gas, garam-garam kristal, minyak atsiri, dan alkaloid.
Vakuola pada umumnya
terdapat pada sel tumbuhan. Pada hewan bersel satu (misalnya Amoeba
dan Paramecium), vakuola dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Vakuola berdenyut (vakuola
kontraktil), berfungsi sebagai
osmoregulator, yaitu pengatur tekana osmosis sel dengan cara memompa air yang
berlebihan ke luar sel.
b.
Vakuola makanan yang letaknya
beredar karena berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan hasil
pencernaannya. Vakuola makanan mencerna bahan makanan berupa partikel padat
secara fagositosis atau mencerna bahan makanan berupa zat cair secara
pinositosis.
Pada sel tumbuhan, vakuola dibatasi
oleh membran tonoplas. Pada umumnya,
sel tumbuhan memiliki satu vakuola sentral yang besar, menempati hingga 80%
dari total ruangan sel. Fungsi vakuola pada sel tumbuhan adalah sebagai berikut:
a.
Menyimpan gas, senyawa-senyawa
organik (misalnya alkaloid, protein dan asam organik) dan ion anorganik
(misalnya kalium dan klorida)
b.
Tempat menyimpan pigmen daun,
buah, dan bunga.
c.
Menyimpan senyawa beracun (hal ini
dapat melindungi tumbuhan dari gangguan pemangsa)
d.
Menyerap air.
e.
Tempat pembuangan hasil
metabolisme (seperti getah pada batang tumbuhan karet)
f. Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa.
Gambar 3.2.5 Vakuola.
3.2.6 Membaran Plasma
Membran sel merupakan batas
kehidupan. Membran sel memisahkan sel yang “hidup” dengan lingkungan sekitarnya
yang “tidak hidup”. Setiap sel diselimuti oleh sebuah lapisan yang disebut
membran sel. Karena membran sel sangat tipis, maka ia tidak bisa dilihat dengan
mikroskop cahaya, tetapi bisa diamati dengan menggunakan mikroskop elektron.
Membran sel terdiri dari barisan lemak. Selain itu pada membran sel juga
terdapat protein. Membran sel memiliki ketebalan 8 nm. Susunan membran sel yang
lengkap dijelaskan menurut suatu model mosaik cair.
Membran sel memiliki struktur
seperti lembaran tipis. Membran sel tersusun dari molekul-molekul protein,
lipid (lemak), dan sedikit karbohidrat yang membentuk suatu lapisan dengan
sifat dinamis dan asimetri. Bersifat dinamis karena memiliki struktur seperti
fluida (zat cair), sehingga molekul lipid dan protein dapat bergerak. Bersifat
asimetri karena komposisi protein dan lipid sisi luar tidak sama dengan sisi
dalam membran sel. Molekul-molekul tersebut menyusun matriks lapisan fosfolipid
rangkap (fosfolipid bilayer) yang disisipi oleh protein membran. Berikut ini
gambaran dari struktur membran sel.
Terdapat dua macam protein membran,
yaitu protein yang terbenam (integral) dan yang menempel (peripheral) di
lapisan fosfolipid. Satu unit fosfolipid terdiri dari bagian kepala (fosfat)
dan ekor (asam lemak). Sisi kepala merupakan sisi hidrofilik (suka air) yang
menghadap ke luar membran sel. Sisi ekor merupakan sisi hidrofobik (tidak suka
air) yang bersembunyi di bagian dalam membran sel. Pada bagian membran sel yang
menghadap ke luar sel, terdapat karbohidrat yang melekat pada protein membran
atau fosfolipid. Fungsi biologis membran sel bergantung pada molekul-molekul
penyusunnya, yaitu lipid, protein, dan karbohidrat.
Dengan struktur yang sedemikian
kompleks, membran sel memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai berikut:
a.
Membentuk suatu batas yang fleksibel
(tidak mudah robek) antara isi sel dan luar sel.
b.
Sebagai pelindung dan pembungkus agar
isi sel tidak keluar.
c.
Menyeleksi zat-zat apa saja yang bisa
masuk ke dalam sel dan apa yang harus keluar dari sel. Dengan kata lain,
membran sel dapat dilalui oleh zat-zat tertentu. Sifat membran sel ini
dinamakan selektif permeabel.
d.
Sebagai reseptor (menerima
rangsangan) dari luar sel
e.
Tempat aktivitas biokimiawi. Beberapa
reaksi kimia dikatalisis oleh protein integral membran yang berfungsi sebagai
katalisator.
f.
Merespons terhadap sinyal dari luar.
Pada membran sel terdapat protein integral yang berfungsi sebagai reseptor
untuk menerima sinyal dari lingkungan sekitar sel.
Gambar
3.2.6 Membran plasma.
3.3 Mekanisme Sistem
Endomembran
Mekanisme sistem endomembran adalah sebagai
berikut:
1. Selubung nukleus bersinggungan dengan
retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
2. Retikulum endoplasma menghasilkan membran
berbentuk vesikula transpor yang akan bergerak menuju badan Golgi.
3. Di badan Golgi atau organel lainnya, terjadi
modifikasi struktur molekuler vesikula. Selanjutnya, badan Golgi melepas
vesikula-vesikula yang menghasilkan lisosom dan vakuola.
4. Vesikula-vesikula yang dihasilkan retikulum
endoplasma dapat bergabung untuk memperluas membran plasma dan menghasilkan
protein sekretori atau produk lain ke luar sel.
Gambar
3.3 Mekanisme sistem endomembran.
3.4 Fungsi dari Sistem
Endomembran bagi Makhluk Hidup
Sistem endomembran memiliki berbagai fungsi
yang bermanfaat bagi makhluk hidup, yaitu sebagai berikut:
a. Berperan dalam sintesis
protein,
b. Modifikasi protein serta
transpor protein ke membran dan organel atau ke luar sel.
c. Berperan dalam sintesis
lipid dan penetralan beberapa jenis racun.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem endomembran adalah himpunan membran yang membentuk unit
fungsional dan perkembangan tunggal, baik yang terhubung bersama-sama secara
langsung, atau bertukar materi melalui transportasi vesikel.
2. Bagian sistem endomembran terdiri dari : selubung nukleus, retikulum
endoplasma, badan Golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola, dan membran plasma.
3.
Mekanisme sistem endomembran adalah sebagai berikut:
·
Selubung nukleus bersinggungan
dengan RE kasar dan RE halus.
·
Retikulum endoplasma menghasilkan
membran berbentuk vesikula transpor yang akan bergerak menuju badan golgi.
·
Di badan golgi terjadi modifikasi
struktur molekuler vesikula. Selanjutnya, badan golgi melepas vesikula-vesikula
yang menghasilkan lisosom dan vakuola.
·
Vesikula-vesikula yang dihasilkan
RE dapat bergabung untuk memperluas membran plasma dan menghasilkan protein
sekretori atau produk lain ke luar sel.
4.
Sistem endomembran memiliki
berbagai fungsi, termasuk sintesis dan modifikasi protein serta transpor
protein ke membran dan organel atau ke luar sel, sintesis lipid, dan penetralan
beberapa jenis racun.
4.2 Saran
Diharapkan bagi mahasiswa lebih memahami mata kuliah atau tugas yang diberikan dan teliti
dalam membuat laporan sesuai dengan sistematika yang berlaku supaya mahasiswa dapat memahami materi perkuliahan dan lancar
dalam mengerjakan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Mubin. (2012). Laporan Praktikum Biologi
Sel Tumbuhan. Bengkulu.
Albert, B.,
Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P. (2002).
Molecular biology of the cell (4th ed.). New York: Garland Publishing, Inc,
NewYork.
Campbell, N.
A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. (2002). Biologi ( jilid 1,
diterjemahkan oleh R. Lestari dkk.). In Jakarta: Erlangga (5th ed., pp.
65–70). Jakarta: Erlangga.
Ethel, S.
(2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. In Anatomi dan fisiologi untuk
pemula (pp. 131–132). Jakarta: EGC.
Friend, G. H.
(1999). Biologi (II). Jakarta: Erlangga.
Gilland.
(1985). Lehninger Principles of Biochemistry, 103, 228–232.
Isnaeni, W.
(2006). Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Kratz, R. F.
(2009). Molecular and Cell Biology For Dummies. John Wiley & Sons.
Nugroho, H.
(2006). Biologi Dasar-Dasar. Jakarta: Erlangga.
Russell, P.,
Hertz, P., & McMillan, B. (2013). Biology: The Dynamic Science, Volume 1
(.
Setiadi.
(2007). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Solomon, Eldra
P.;Berg, Linda R.;Martin, D. W. (2004). BIOLOGY (7th ed.). U.K.: Thompson
Learning.
Sudjadi, B.
(2005). Biologi. Jakarta: Yudhistira.
Sumadi dan
Marianti, A. (2007). Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutrian, D. Y.
(2004). Pengantar Anatami Tumbuh-Tumbuhan (Tentang sel dan jaringan). Jakarta:
Rineka Cipta.
Wheelis, M.,
& others. (2011). Principles of modern microbiology. Jones &
Bartlett Publishers.
Semoga Bermanfaat
BalasHapusTerima kasih
BalasHapustitanium screws - TITI TECHNICAL ARCHIVES
BalasHapusTITI TECHNICAL ARCHIVES titanium engagement rings are made with titanium tv apk genuine titanium body jewelry stainless steel. This titanium app stainless steel razor blades come with a titanium damascus titanium plate to provide $1.95 · In stock